DIKSI DAN SENI BAHASA

  Jumat,  17  Februari 2023

 DIKSI DAN SENI BAHASA


Resume ke              : 18

KBMN angkatan    : 28

Tema                       : Diksi dan Seni Bahasa

Narasumber            : Maydearly

Moderator               : Widya Arema


Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sehat dan bahagia untuk seluruh teman-teman KBMN angkatan 28, semoga pertemuan malam ke-18 ini tetap bersemangat dan tambah semangat untuk menuntaskan kewajiban sebagai calon alumni KBMN nanti.

Malam ini tema yang diusung  adalah Diksi dan Seni Bahasa. Sebagai guru bimbingan konseling istilah ini terasa asing namun sebagai guru wajib  mengetahui dan pahami agar dapat menyebarkan virus ilmu kepada para peserta didik di sekolah. Narasumber malam ini yang berkompeten dibidangnya ibu Maydearly, yang dimandu oleh ibu Widya Arema agar kegiatan ini berjalan lancar mari kita membaca doa terlebih dahulu sesuai dengan keyakinan masing-masing.

Sebagai pembukaan Omjay memberikan pencerahan dalam kegiatan malam ini berupa motivasi. 

Teman-teman KBMN angkatan 28, tak terasa kita sudah memasuki pertemuan ke-18. Masih ada 12 pertemuan lagi yang akan kita lewati bersama dan tetap semangat. Belajar secara online memang dibutuhkan kesabaran sekaligus keikhlasan. Siapa yang sabar pasti akan pintar. Siapa yang ikhlas pasti akan tuntas. Belajar menulis harus dimulai dari diri sendiri. Menjaga konsisten dalam menulis bukanlah perkara mudah. Menulis dalam kesibukan bukanlah perkara yang mudah dilakukan. Namun, berikanlah tugas itu kepada orang yang sibuk. Sebab orang yang sibuk itu pandai mengolah waktu dengan baik. Mereka sukses dalam hidupnya.

Kita akan mengasah talenta kita dalam berdiksi, agar kegiatan malam ini indah dan memberi makna.

Diksi adalah pilihan kata di dalam tulisan yang digunakan untuk memberi makna sesuai dengan keinginan penulis.

Diksi dan puisi dua kata yang tidak bisa terpisahkan. Dengan diksi puisi semakin bernyawa. Dengan diksi pula membuat hati yang dingin menjadi nyala dalam suka cita.

Sambil menunggu Maydearly sebagai narasumber, mari kita baca karya terindahnya dalam balutan diksi indah nan menawan berikut ini :

Senja Mengukir Cinta
Oleh : Maydearly

Deru angin dalam semilir
Mengukir ruang resah
Tentang senja paling gulita
Yang membawa rasa untuk dia.

Untuk rembulan dalam temaram
Ku titip singasana cinta
Berceloteh tentang rindu
Yang tersembunyi dalam diam.

Sunyi bertahta dalam gelap 
Hampa riak suara, kelabu
Hanya menandu rindu
Dari cinta yang berselimut dingin.

Rasa cinta yang tetap terjaga
Bak bersanding dengan alam
Menjadi singgasana keabadian
Membumi dengan lubuk paling dalam.

Untuk dia, ku jaga rasa
memeluk rindu seabad
Ku sampaikan dalam maya
Agar terukit cerita paling menawan.


Aku menyerumu dalam maya, merupa wajah dalam doa dan bismillah. Dengan cinta engkau mengubahku. Karena cinta selalu bisa mengubah apa yang selama ini sulit berubah.

Terima kasih selalu menjagaku dalam doa, dibandingkan dengan cintamu bahkan semesta pun nampak kerdil di pelupukku.

I Love You to the Moon and Back

Maydearly

Lewat beranda virtual engkau goreskan kata, menjadi sebuah warna. Meski ada sapa yang ku abaikan, namun engkau perjuangkan hingga sang Tunas pun muncul, bunga semerbak harum matang buah sedap nan ranum. Kau merawatnya, menyirami tanpa mengeluh, memupuk dengan sabar hingga memanen sebuah benih bernama persahabatan.

Saya meminjam waktu dengan jemari yang berlarian di atas layar kaca. Materi Diksi dan Seni Bahasa semoga menjadi cemilan yang menawan dipembukaan malam nan elegan.

Pengertian diksi. 
Diksi - akar katanya dari bahasa Latin : dictionem. Kemudian diserap ke dalam bahasa Inggris diction. Kata kerja ini berarti : pilihan kata. Maksudnya, pilihan kata untuk menulis sesuatu secara ekspresif. Sehingga tulisan tersebut memiliki ruh dan karekter kuat, mampu menggetarkan atau mempermainkan pembacanya.

Diksi dalam sejarah bahasa, Aristoteles - filsuf dan ilmuwan Yunani inilah yang memperkenalkan diksi sebagai sarana menulis indah dan berbobot. Gagasan itu ia sebut diksi puitis yang ia tulis dalam Poetics. Gagasan ini dikembangkan fungsinya, bahwa diksi tidak hanya diperlukan bagi penyair menulis puisi, tapi juga bagi para sastrawan yang menulis prosa dengan berbagai genre.

William Shakespeare dikenal sebagai sastrawan yang sangat piawai dalam menyajikan diksi melalui naskah drama. Ia menjadi mahaguru bagi siapa saja yang berminat menuliskan romantisme dipandu tragedi. Diksi Shakespeare relevan untuk menulis karya yang bersifat realita maupun metafora. Gaya penyajiannya sangat komunikatif, tak lekang digilas zaman.

Mengapa Diksi begitu penting dalam kajian sebuah bahasa ?

Sebab banyak keindahan atas sebuah kata yang tak tereja oleh bibir. Diksi bak pijar bintang di angkasa yang menunjukkan dirinya dengan kilauan mempesona dan tak membosankan.

Apakah begitu sulit berdiksi ?

Terkadang banyak penulis yang merasa takut dalam memulai sebuah tulisan, terkadang lidah kita merasa kelu untuk menulis sesuatu yang menakjubkan. Ada keraguan yang dibungkam sebelum diterjemahkan dalam bahasa.

Menulis dari apa yang kita lihat, apa yang kita rasakan dan apa yang kita dengar.

Lantas jurus apa yang harus kita lakukan agar kita mampu menulis dengan segala keindahan ?
Jawabnya : libatkan lima macam panca indera kita.

1. Sense of Touch 
adalah menulis dengan melibatkan indera peraba. Indera peraba dapat digunakan untuk merinci dengan apik gambaran tekstur permukaan suatu benda, gesekan, tentang apa yang kita rasakan pada kulit. Indera peraba ini juga sangat tepat digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang tidak terlihat, seperti angin atau dapat diterapkan untuk sesuatu yang kita rasakan dengan menyentuhnya atau tidak dengan menyentuhnya.

Contoh :
Pada pori-pori angin yang dingin, aku pernah mengeja rindu yang datang tanpa permisi

2. Sense of Smell 
adalah menulis dengan melibatkan indera penciuman, hal ini akan membuat tulisan kita lebih beraroma. Tehnik ini akan lebih dahsyat jika dipadukan dengan indera penglihatan.

Contoh :
Di Kepalaku wajahmu masih menjadi prasasti, dan aroma badanmu selalu ku gantungkan dilangit harapan

3. Sense of Taste 
adalah menulis dengan melibatkan indera perasa. Merasakan setiap energi yang ada di sekitar kita. Penggunaan indera perasa sangat ampuh untuk menggambarkan rasa suatu makanan, atau sesuatu yang tercecap di lidah. 

Contoh :
Ku kecup rasa pekat secangkir kopi di tangan kananku, sembari ku genggam Hp tangan kiriku. Telah terkubur dengan bijaksana, dirimu beserta centang biru, diriku bersama centang satu. 

4. Sense of Sight 
adalah menulis dengan melibatkan indera penglihatan memiliki prinsip "show, don't tell". Selalu ingat, dalam menulis, cobalah menunjukkan kepada pembaca (dan tidak sekedar menceritakan semata). Buatlah pembaca seolah-olah bisa "melihat"apa yang tengah kita ceritakan. Buat mereka seolah bisa menonton dan membayangkannya. Prinsip utama dan manjur dalam hal ini adalah DETAIL. Tulisan apa warnanya, bagaimana bentuknya, ukurannya, umurnya, kondisinya.

Contoh :
Derit daun pintu mencekik udara ditengah keheningan, membuatku tersadar jika kamu hanya sebagai lamunan.

5. Sense of hearing 
adalah menulis dengan melibatkan energi yang kita dengar. Begitu banyak suara di sekitar kita. Belajarlah untuk menangkapnya. 
Bagaimana ? Dengarlah, lalu tuliskan. Mungkin, inilah sebab mengapa banyak penulis sukses yang kadang menanti hening untuk menulis. Bisa jadi mereka ingin menyimak suara-suara. Sebuah tulisan yang ditulis dengan indera pendengaran akan terasa lebih berbunyi, lebih bersuara. Selain itu, penulis juga bisa berkreasi dengan membuat hal-hal yang biasanya tak terdengar menjadi terdengar.

Contoh : 
Derum kejahatan yang mendekat terasa begitu kencang. Udara hening, tetapi terasa berat oleh jerit keputusasaan yang dikumandangkan bebatuan, sebuah keputusan yang menghakimiku untuk tak lagi merinduimu.

Acap kali dalam menulis kita hanya melibatkan otak kita sebagai muara untuk berpikir tanpa kita dengar, tanpa kita rasa, tanpa kita raba, jika terkadang sesuatu di pelupuk mata bisa menjadi rongga untuk mencumbu tulisan kita.

Setiap apapun yang kita lihat, sesekali kita rasakan, kita raba, bahkan kita ampu kan sebagai sebuah senyawa yang mampu bersuara.

Setelah mencoba, kita akan yakin, setelah yakin Pasti Bisa

Did you know a true writes is someone that never feeling down. Seberapa sulit hak yang kita hadapi She's never give up. Ia sama sekali tak putus asa, selalu berusaha mencoba dan terus mencoba.

Seberapa sulit ia menata perasaannya, she's always create a good idea, ia selalu menumbuhkan ide-iode baru.

Karena yang sulit adalah tidak ingin memulai.


Demikianlah resume ke-18, yang dapat saya tulis. Semoga dapat memotivasi dan memberi inspirasi dalam berdiksi dan seni bahasa. Terima kasih

Wassalamualaikum wr.wb

Salam literasi


 



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis Setiap Hari Di Mulai Dari Hati

AKHIR PERJALANANMU

PEJUANG SEJATI